Minggu, 19 Maret 2017

Trisna Nusa_CONTOH CARA MEMBUAT MAKALAH



MAKALAH
OBAT ANTIPANAS (OBAT ANTIPIRETIK)












NAMA : Susana Trisna Nusa
NIM : 111111111111


DOSEN PEMBIMBING : dr. Muhammad


AKADEMI KEBIDANAN WIRA HUSADA NUSANTARA MALANG
2017/2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat yang diberikan-Nya sehingga tugas Makalah yang berjudul “Obat Antipanas (Antipiretik)” ini dapat saya selesaikan. Makalah ini saya buat sebagai kewajiban untuk memenuhi tugas.
Dalam kesempatan ini, penulis menghaturkan terimakasih yang dalam kepada semua pihak yang telah membantu menyumbangkan ide dan pikiran mereka demi terwujudnya makalah ini. Akhirnya saran dan kritik pembaca yang dimaksud untuk mewujudkan kesempurnaan makalah ini penulis sangat hargai.




Malang, 12 Maret 2017
Penulis


Susana Trisna Nusa








DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................ ii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iii
DAFTAR SINGKATAN........................................................................................... iv
DAFTAR TABEL...................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR................................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang............................................................................................. 1
B.    Rumusan Masalah....................................................................................... 1
C.   Tujuan ......................................................................................................... 1
D.   Manfaat........................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
A.    Definisi Antipiretik........................................................................................ 2
B.    Farmakodinamik.......................................................................................... 2
C.   Farmakokinetik............................................................................................ 2
D.   Bentuk sediaan............................................................................................ 3
E.    Indikasi......................................................................................................... 3
F.    Kontraindikasi............................................................................................... 3
G.   Efek Antipiretik............................................................................................. 4
H.   Efek Samping Obat Antipiretik.................................................................... 4
I.      Mekanisme Kerja Antipiretik........................................................................ 6
J.    Obat yang memiliki efek Antipiretik............................................................. 7
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan................................................................................................ 10
B.    Saran ......................................................................................................... 10
Daftar Pustaka


DAFTAR SINGKATAN
AINS               : Anti Inflamasi Non Steroid
SSP                 : Sistem Saraf Pusat
CTZ                 : Receptor Trigger Zone
AIDS               : Acquired Immunodeficiency Syndrome
PG                   : Prostaglandin
BB                   : Berat Badan
















DAFTAR TABEL
I. Mekanisme Kerja Antipiretik................................................................................. 6





















DAFTAR GAMBAR
D. Bentuk sediaan.................................................................................................... 3
I.  Mekanisme kerja Antipiretik................................................................................ 6
J. Obat yang memiliki efek Antipiretik................................................................. 7-8




















BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Bidan sebagai tenaga kesehatan dalam memberikan perawatan dan tindakan kepada pasien juga harus mampu mengkolaborasikan dengan obat-obatan untuk mendukung kesembuhan pasien.Salah satu faktor penting yang mendukung kesembuhan pasien ialah dengan pemberian obat.Terdapat berbagai golongan/jenis obat dalam dunia kesehatan umumnya. Makalah Antipiretik ini diharapkan dapat lebih mengenal golongan obat yang lebih mendetail karena Antipiretik ini merupakan salah satu obat yang banyak diresep dan juga banyak digunakan tanpa resep dokter.

B.    Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk membantu memahami jenis-jenis obat, farmakodinamika, farmakokinetik, bentuk sediaan, indikasi, kontraindikasi dan efek samping dari Antipiretik. Mengerti pentingnya dalam pemberian antipiretik bagi pasien.

C.   Rumusan masalah
1.    Apa pentingnya mengenali antipiretik ?
2.    Apakah manfaat antipiretik?
3.    Bagaimana cara menggunakan antipiretik?
4.    Apakah efek samping antipiretik?

D.   Manfaat
1.    Mengetahui jenis-jenis obat
2.    Mengetahui efek samping obat
3.    Mengetahui cara menggunakan antipiretik




BAB II
PEMBAHASAN
A.    Definisi Antipiretik
Antipiretik adalah suatu senyawa yang digunakan untuk menurunkan suhu tubuh.

B.    Farmakodinamik
Asam asetil salisilat atau aspirin adalah analgesik antipiretik yang luas digunakan dan di golongkan dalam obat bebas. Obat yang banyak digunakan antipiretik dosis toksik obat ini justru memperlihatkan efek piretik sehingga pada keracunan berat terjadi demam dan hyperhidrosis.
Walaupun kebanyakan obat ini memperlihatkan efek antipiretik in vitro, tidak semuanya berguna sebagai antipiretik karena bersifat toksik bila digunakan secara rutin atau terlalu lama. Ini berkaitan dengan hipotesis bahwa COX yang ada di sentral otak terutama COX-3 dimana hanya parasetamol dan beberapa obat AINS lainnya dapat menghambat.

C.   Farmakokinetik
Pada pemberian oral, sebagai salisilat dapat diabsorbsi dengan cepat dalam bentuk utuh di lambung. Absorbsi pada pemberian secara rektal, lebih lambat dan tidak sempurna jadi cara ini tidak dianjurkan. Asam salisilat diabsorbsi cepat dari kulit sehat, terutama bila dipakai sebagai obat gosok atau salep. Biotransformasi salisilat terjadi di banyak jaringan, tetapi terutama di mikrosom dan mitokondria hati.Setelah diabsorpsi, salisilat segera menyebar ke seluruh jaringan tubuh dan cairan transelular sehingga ditemukan dalam cairan sinovial, cairan spinal, cairan peritoneal, liur dan air susu. Obat ini mudah menembus sawar darah otak dan sawar uri. Kira-kira 80% sampai 90% salisilat plasma terikat pada albumin. Aspirin diserap dalam bentuk utuh, dihidrolisis menjadi asam salisilat terutama dalam hati, sehingga hanya kira-kira 30 menit terdapat dalam plasma. Biotransformasi salisilat terjadi di banyak jaringan, tetapi terutama di mikrosom dan mitokondria hati. Salisilat diekskresi dalam bentuk metaboliknya terutama melalui ginjal, sebagian kecil melalui keringat dan empedu.
D.   Bentuk sediaan
1.    Natrium Salisilat : tablet 300 dan 600 mg
2.    Asam Asetilsalisilat : tablet 0,3 gr dan 0,5 gr. Untuk anak-anak, tablet 80 mg dan 100 mg
3.    Metil Salisilat (Minyak Wentergreen) : obat gosok
4.    Asam Salisilat : bubuk

E.    Indikasi
Nyeri akut dan demam bisa di atasi dengan 325 – 500 mg empat kali sehari dan secara proporsional di kurangi untuk anak-anak.

F.    Kontraindikasi
1.      Ulkus lambung yang aktif/perdarahanlambung.
2.      Pada penderita dengan tukak lambung dan pendarahan saluran cerna (aktif/riwayat) sebaiknya diminum setelah makan.
3.      Insufisiensi hati berat
4.      Insufisiensi ginjal berat
5.       Anak-anak<15 tahun
Penggunaan dosis yang berlebihan dapat menyebabkan alergi pada anak dan gangguan saluran cerna
6.      Kehamilan/menyusui
Menyebabkan penutupan duktus arteriosus janin in utero, hipertensi polmuner persisten pada bayi.
7.      Hipersensitif terhadap obat tersebut
hipersensitivitas, terutama pada penderita dengan riwayat asma, atau reaksi alergi lain terhadap golongan anti-inflamasi nonsteroid (AINS).

G.     Efek Antipiretik
Pada keadaan demam, termostat di hipotalamus terganggu sehingga menyebabkan suhu tubuh meningkat.Salisilat bekerja mengembalikan fungsi termostat ke normal. Pembentukan panas tidak dihambat , hilangnya panas terjadi dengan meningkatnya aliran darah ke perifer dan pembentukan keringat. Efeknya ini bersifat sentral, tetapi tidak langsung pada neuron hipotalamus. Caranya menurunkan demam diduga dengan menghambat pembentukan prostaglandin E1.
Terhadap sistem saraf lain
Pada dosis tinggi menimbulkan efek toksik pada SSP. Efeknya diawali dengan stimulasi yang kemudian diikuti dengan depresi. Gejalanya adalah bingung, pusing, tinnitus, tuli nada tinggi, delirium, psikosis, sokor dan koma. Serta mual dan muntah yang merupakan manifestasi efek sentral dan perifer. Efek sentral diduga karena terdapat perangsangan chemo- receptor trigger zone (CTZ) yang terjadi pada konsentrasi salisilat dalam plasma yang lebih tinggi, sedangkan efek perifer adanya iritasi yang dapat terjadi pada dosisi rendah.

H.   Efek samping obat Antipiretik
Efek samping yang paling sering terjadi berupa iritasi mukosa lambung dengan resiko tukak lambung dan perdarahan samar. Penyebabnya adalah sifat asam dari asetosal, yang dapat dikurangi dengan kombinasi dengan suatu antasidum (MgO, alumuniumhidroksida, CaCO3atau garam kalsiumnya (carbasalat, Ascal). Pada dosis besar, faktor lain memegang peranan yakni hilangnya efek pelindung dari prostasiklin terhadap mukosa lambung. Selain itu asetosal menimbulkan efek –efek spesifik, seperti reaksi alergi kulit dan tinnitus (telinga mendengung) pada dosis lebih tinggi. Efek yang lebih serius adalah kejang-kejang bronki hebat pada pasien asma meski dalam dosis kecil.
Anak-anak kecil yang menderita cacar air atau flu/ salesma sebaiknya jangan diberikan asetosal melainkan parasetamol, karena beresiko terhadap syndrom grey yang berbahaya. Syndrom ini bercirikan muntah hebat, termangu-mangu, gangguan pernafasan.
Wanita hamil tidak dianjurkan menggunakan asetosal dalam dosis tinggi, terutama pada triwulan terakhir dan sebelum persalinan, karena lama kehamilan dan persalinan dapat diperpanjang,jugakecenderungan perdarahan meningkat.Selain itu ada beberapa efek samping yaitu :
1.    Gangguan Saluran Cerna
Selain menimbulkan demam dan nyeri, ternyata prostaglandin berperan melindungi saluran cerna. Senyawa ini dapat menghambat pengeluaran asam lambung dan mengeluarkan cairan (mukus) sehingga mengakibatkan dinding saluran cerna rentan terluka, karena sifat asam lambung yang bisa merusak.
2.    Gangguan Hati (hepar)
Obat yang dapat menimbulkan gangguan hepar adalah parasetamol. Untuk penderita gangguan hati disarankan mengganti dengan obat lain
3.    Gangguan Ginjal
Hambatan pembentukan prostaglandin juga bisa berdampak pada ginjal. Karena prostaglandin berperan homestasis di ginjal. Jika pembentukan terganggu, terjadi gangguan homeostasis.
4.    Reaksi Alergi
Penggunaan obat aspirin dapat menimbulkan raksi alergi. Reaksi dapat berupa rinitis vasomotor, asma bronkial hingga mengakibatkan syok.




I.      Mekanisme kerja Antipiretik

 Suhu badan diatur oleh keseimbangan antara produksi dan hilangnya panas. Alat pengatur suhu tubuh berada di hipotalamus ada bukti bahwa peningkatan suhu tubuh pada keadaan patologik diawali penglepasan suatu zat pirogen, endogen atau sitokin yang memacu penglepasan PG yang berlebihan di daerah preoptik hepotalamus. Demam yang timbul akibat pemberian PG gtidak dipengaruhi demikian pula peningkatan suhu oleh sebab lain misalnya latihan fisik. Pada keadaan demam keseimbangan terganggu tetapi dapat di kembalikan ke normal oleh obat mirip aspirin atau obat antipiretik.
1.    Paracetamol
a.    Pada dosis tinggi dapat memperkuat efek antikoagulansia (darahnya encer), dan pada dosis biasa tidak interaktif.
b.    Paracetamol dapat menyebabkan masa paruh kloramfenikol menjadi sangat panjang.
c.    Kombinasi dengan obat AIDS zidovudin meningkatkan akan resiko neutropenia (kesemutan)


2.    Asetosal
a.    Asetosal memperkuat daya kerja antikoagulan, antideabetik oral, dan metotreksat.
b.      Asetosal menyebabkan efek obat encok probensial dan sulfinpirazon berkurang, begitupula diuretik furosemid dan spironolakton
c.       Sedangkan kerja analgetik asetosal diperkuat oleh kodein dan d-propoksifen.
d.      Alkohol  menyebabkan peningkatan resiko perdarahan lambung-usus, karena efek
3.      Alkohol  menyebabkan peningkatan resiko perdarahan lambung-usus, karena efek.

J.    Obat yang memiliki efek Antipiretik
1.    Paracetamol : Panadol, Tylenol, Tempra, Nipe
Paracetamol merupakan derivat-asetanilida, adalah metabolit dari fenasetin, yang    dahulu banyak digunakan sebagai analgetik, tetapi pada tahun 1978 telah ditarik dari peredaran karena efek sampingnya (nefrotoksisitas dan karsinogen).
Khasiat paracetamol antara lain sebagai analgetik (nyeri ringan sampai sedang) dan antipiretik tetapi tidak anti radang. Dewasa ini pada umumnya dianggap sebagai zat anti nyeri yang paling aman, juga untuk swamedikasi (pengobatan mandiri).
Efek samping jarang terjadi antara lain reaksi
(alergi) hipersensitivitas dan kelainan darah (menggumpal). Pada penggunaan kronis dari 3-4 gram sehari dapat terjadi kerusakan hati, pada dosis 6 gram mengakibatkan necrosis hati yang tidak reversibel.
Wanita hamil dapat menggunakan parasetamol dengan aman
.(hepatotoksik (membebani hati) pada orng penyakit hati lebih baik dihindari.





Dosis:
Untuk nyeri dan demam
a.    Oral 2-3x sehari 0,5-1 gram, maximum 4 gram per hari, pada gangguan kronis maksimum 2,5 gram per hari, anak-anak 4-6x 10mg/kg BB, yakni rata-rata usia 3-12 bulan 60mg, 1-4 tahun 120-180mg,4-6 th 180mg, 7-12 th 240-360mg, 4-6x sehari. (sanmo= tablet, panadol= kaplet)
b.    Rectal 20mg/kg setiap kali, dewasa 4x sehari 0,5-1 gram. Anak-anak usia 3-12 bulan 2-3x 120mg, 1-4 th 2-3x 240mg, 4-6 th 4x 240mg, dan 7-12th 2-3x 0,5 g.
Kontra absolute dan relative







2.    Asam Asetilsalisilat: Asetosal, Aspirin, Cafenol, Naspro (mengencerkan darah)
Asetosal adalah obat anti nyeri tertua (1899), yang sampai kini paling banyak
digunakan di dunia. Zat ini juga berkhasiat anti demam kuat.
Efek samping yang paling sering terjadi berupa iritasi mukosa lambung dengan resiko tukak lambung dan perdarahan samar. Penyebabnya adalah sifat asam dari asetosal, yang dapat dikurangi dengan kombinasi dengan suatu antasidum (MgO, alumuniumhidroksida, CaCO3atau garam kalsiumnya (carbasalat, Ascal). Pada dosis besar, faktor lain memegang peranan yakni hilangnya efek pelindung dari prostasiklin terhadap mukosa lambung. Selain itu asetosal menimbulkan efek –efek spesifik, seperti reaksi alergi kulit dan tinnitus (telinga mendengung) pada dosis lebih tinggi. Efek yang lebih serius adalah kejang-kejang bronki hebat pada pasien asma meski dalam dosis kecil dapat mengakibatkan serangan.
Anak-anak kecil yang menderita cacar air atau flu/ salesma sebaiknya jangan diberikan asetosal melainkan parasetamol, karena beresiko terhadap syndrom grey yang berbahaya. Syndrom ini bercirikan muntah hebat, termangu-mangu, gangguan pernafasan, konvulsi
(kejaang) dan adakalanya koma.
Wanita hamil tidak dianjurkan menggunakan asetosal dalam dosis tinggi, terutama pada triwulan terakhir dan sebelum persalinan, karena lama kehamilan dan persalinan dapat diperpanjang, juga kecenderungan perdarahan meningkat.
Dosis :
Pada nyeri dan demam
a.    Oral dewasa 4x 0,5-1gr setelah makan, maksimum 4g sehari, anak-anak sampai 1th 10mg/kgBB 3-4x sehari, 1-12th 4-6x, diatas 12th 4x 320-500mg, maksimum 2g per hari
b.    Rectal dewasa 4x 0,5-1gr, anak-anak sampai 2th 2x 20mg/kgBB, diatas 2th 3x 20mg/kgBB.
3.      Ibuprofen :  parasetamol, asam asetil salisilat
Bso: 200- 400
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Antipiretik adalah suatu senyawa yang digunakan untuk menurunkan suhu tubuh.Sebagai antipiretik, obat mirip aspirin akan menurunkan suhu badan hanya pada keadaan demam. Pada pemberian oral, sebagian salisilat diabsorpsi dengan cepat dalam bentuk utuh di lambung, tetapi sebagian besar di usus halus bagian atas.  Absorpsi pada pemberian secara rektal, lebih lambat dan tidak sempurna sehingga cara ini tidak dianjurkan.Metil-Salisilat juga diabsorpsi dengan cepat melalui kulit utuh, tetapi penyerapan di lambung lambat dan lama bertahan di lambung, oleh karena itu bila terjadi keracunan, bilas lambung masih berguna walaupun obat sudah ditelan lebih dari 4 jam.Bentuk sediaan berupa natrium Salisilat, Asam Asetil salisilat, Metil Salisilat, danAsam salisilat.Indikasinya Nyeri akut dan demam bisa di atasi dengan 325 – 500 mg empat kali sehari dan secara proporsional di kurangi untuk anak-anak. Keadaan tunak (steady state) dicapai dalam sehari.Kontraindikasinya yaitu Ulkus lambung yang aktif /perdarahan lambung, insufisiensi hati berat, insufisiensi ginjal berat, anak-anak<15 tahun, kehamilan/menyusui, dan hipersensitif terhadap obat tersebut

B.    Saran
Sebaiknya sebagai bidan yang baik sebelum memberikan antipiretik sebagai obat kepada pasien lebih baik mengenali jenisobat, dosis,indikasi, kontraindikasi serta efek samping dari obat / antipiretik tersebut sehingga dapat menghindari terjadinya efek yang lebih buruk atau efek yang tidak diinginkan.





DAFTAR PUSTAKA