MAKALAH
OBAT ANTIPANAS (OBAT ANTIPIRETIK)
NAMA : Susana Trisna Nusa
NIM : 111111111111
DOSEN PEMBIMBING : dr. Muhammad
AKADEMI KEBIDANAN WIRA HUSADA
NUSANTARA MALANG
2017/2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha Kuasa atas segala rahmat yang diberikan-Nya sehingga tugas Makalah yang
berjudul “Obat Antipanas (Antipiretik)” ini dapat saya selesaikan. Makalah ini
saya buat sebagai kewajiban untuk memenuhi tugas.
Dalam kesempatan ini, penulis
menghaturkan terimakasih yang dalam kepada semua pihak yang telah membantu
menyumbangkan ide dan pikiran mereka demi terwujudnya makalah ini. Akhirnya
saran dan kritik pembaca yang dimaksud untuk mewujudkan kesempurnaan makalah
ini penulis sangat hargai.
Malang, 12 Maret 2017
Penulis
Susana Trisna Nusa
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................ ii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iii
DAFTAR SINGKATAN........................................................................................... iv
DAFTAR TABEL...................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR................................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang............................................................................................. 1
B.
Rumusan
Masalah....................................................................................... 1
C.
Tujuan
......................................................................................................... 1
D.
Manfaat........................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
A.
Definisi
Antipiretik........................................................................................ 2
B.
Farmakodinamik.......................................................................................... 2
C.
Farmakokinetik............................................................................................ 2
D.
Bentuk
sediaan............................................................................................ 3
E.
Indikasi......................................................................................................... 3
F.
Kontraindikasi............................................................................................... 3
G.
Efek
Antipiretik............................................................................................. 4
H.
Efek
Samping Obat Antipiretik.................................................................... 4
I.
Mekanisme
Kerja Antipiretik........................................................................ 6
J.
Obat
yang memiliki efek Antipiretik............................................................. 7
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan................................................................................................ 10
B.
Saran
......................................................................................................... 10
Daftar Pustaka
DAFTAR SINGKATAN
AINS : Anti Inflamasi Non Steroid
SSP : Sistem Saraf Pusat
CTZ : Receptor Trigger Zone
AIDS : Acquired Immunodeficiency
Syndrome
PG : Prostaglandin
BB : Berat Badan
DAFTAR TABEL
I. Mekanisme Kerja Antipiretik................................................................................. 6
DAFTAR GAMBAR
D. Bentuk sediaan.................................................................................................... 3
I.
Mekanisme kerja Antipiretik................................................................................ 6
J. Obat yang memiliki efek Antipiretik................................................................. 7-8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Bidan
sebagai tenaga kesehatan
dalam memberikan perawatan dan tindakan kepada pasien juga harus mampu
mengkolaborasikan dengan obat-obatan untuk mendukung kesembuhan pasien.Salah
satu faktor penting yang mendukung kesembuhan pasien ialah dengan pemberian
obat.Terdapat berbagai golongan/jenis obat dalam dunia kesehatan umumnya. Makalah
Antipiretik ini diharapkan dapat lebih mengenal golongan obat yang lebih
mendetail karena Antipiretik ini merupakan salah satu obat yang banyak diresep
dan juga banyak digunakan tanpa resep dokter.
B. Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk membantu memahami jenis-jenis obat, farmakodinamika,
farmakokinetik, bentuk sediaan, indikasi, kontraindikasi dan efek samping dari
Antipiretik. Mengerti pentingnya dalam pemberian antipiretik bagi pasien.
C. Rumusan masalah
1.
Apa pentingnya mengenali antipiretik
?
2.
Apakah manfaat antipiretik?
3.
Bagaimana cara menggunakan
antipiretik?
4.
Apakah efek samping antipiretik?
D. Manfaat
1.
Mengetahui
jenis-jenis obat
2.
Mengetahui
efek samping obat
3.
Mengetahui
cara menggunakan antipiretik
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Antipiretik
Antipiretik adalah suatu senyawa yang digunakan
untuk menurunkan suhu tubuh.
B. Farmakodinamik
Asam asetil salisilat atau aspirin adalah analgesik
antipiretik yang luas digunakan dan di golongkan dalam obat bebas. Obat yang banyak
digunakan antipiretik dosis toksik obat ini justru memperlihatkan efek piretik
sehingga pada keracunan berat terjadi demam dan hyperhidrosis.
Walaupun kebanyakan obat ini memperlihatkan efek
antipiretik in vitro, tidak semuanya berguna sebagai antipiretik karena
bersifat toksik bila digunakan secara rutin atau terlalu lama. Ini berkaitan
dengan hipotesis bahwa COX yang ada di sentral otak terutama COX-3 dimana hanya
parasetamol dan beberapa obat AINS lainnya dapat menghambat.
C. Farmakokinetik
Pada pemberian oral, sebagai salisilat dapat diabsorbsi
dengan cepat dalam bentuk utuh di lambung. Absorbsi pada pemberian secara
rektal, lebih lambat dan tidak sempurna jadi cara ini tidak dianjurkan. Asam
salisilat diabsorbsi cepat dari kulit sehat, terutama bila dipakai sebagai obat
gosok atau salep. Biotransformasi salisilat terjadi di banyak jaringan, tetapi
terutama di mikrosom dan mitokondria hati.Setelah diabsorpsi, salisilat segera
menyebar ke seluruh jaringan tubuh dan cairan transelular sehingga ditemukan
dalam cairan sinovial, cairan spinal, cairan peritoneal, liur dan air susu.
Obat ini mudah menembus sawar darah otak dan sawar uri. Kira-kira 80% sampai
90% salisilat plasma terikat pada albumin. Aspirin diserap dalam bentuk utuh,
dihidrolisis menjadi asam salisilat terutama dalam hati, sehingga hanya
kira-kira 30 menit terdapat dalam plasma. Biotransformasi salisilat terjadi di
banyak jaringan, tetapi terutama di mikrosom dan mitokondria hati. Salisilat
diekskresi dalam bentuk metaboliknya terutama melalui ginjal, sebagian kecil
melalui keringat dan empedu.
D. Bentuk sediaan
1.
Natrium
Salisilat : tablet 300 dan 600 mg
2.
Asam
Asetilsalisilat : tablet 0,3 gr dan 0,5 gr. Untuk anak-anak, tablet 80 mg dan
100 mg
3.
Metil Salisilat
(Minyak Wentergreen) : obat gosok
4.
Asam Salisilat
: bubuk
E. Indikasi
Nyeri akut dan
demam bisa di atasi dengan 325 – 500 mg empat kali sehari dan secara
proporsional di kurangi untuk anak-anak.
F. Kontraindikasi
1.
Ulkus lambung yang
aktif/perdarahanlambung.
2.
Pada penderita
dengan tukak lambung dan pendarahan saluran cerna (aktif/riwayat) sebaiknya
diminum setelah makan.
3.
Insufisiensi hati berat
4.
Insufisiensi ginjal berat
5.
Anak-anak<15
tahun
Penggunaan
dosis yang berlebihan dapat menyebabkan alergi pada anak dan gangguan saluran
cerna
6.
Kehamilan/menyusui
Menyebabkan
penutupan duktus arteriosus janin in utero, hipertensi polmuner persisten pada
bayi.
7.
Hipersensitif terhadap obat tersebut
hipersensitivitas,
terutama pada penderita dengan riwayat asma, atau reaksi alergi lain terhadap
golongan anti-inflamasi nonsteroid (AINS).
G.
Efek Antipiretik
Pada keadaan demam, termostat di
hipotalamus terganggu sehingga menyebabkan
suhu tubuh meningkat.Salisilat bekerja mengembalikan fungsi termostat ke
normal. Pembentukan panas tidak dihambat , hilangnya panas terjadi dengan
meningkatnya aliran darah ke perifer dan pembentukan keringat. Efeknya ini
bersifat sentral, tetapi tidak langsung pada neuron hipotalamus. Caranya
menurunkan demam diduga dengan menghambat pembentukan prostaglandin E1.
Terhadap sistem saraf lain
Pada dosis tinggi menimbulkan efek toksik pada SSP.
Efeknya diawali dengan stimulasi yang kemudian diikuti dengan depresi.
Gejalanya adalah bingung, pusing, tinnitus, tuli nada tinggi, delirium,
psikosis, sokor dan koma. Serta mual dan muntah yang merupakan manifestasi efek
sentral dan perifer. Efek sentral diduga karena terdapat perangsangan chemo-
receptor trigger zone (CTZ) yang terjadi pada konsentrasi salisilat dalam
plasma yang lebih tinggi, sedangkan efek perifer adanya iritasi yang dapat
terjadi pada dosisi rendah.
H. Efek samping obat Antipiretik
Efek samping yang paling sering terjadi berupa iritasi
mukosa lambung dengan resiko tukak lambung dan perdarahan samar. Penyebabnya
adalah sifat asam dari asetosal, yang dapat dikurangi dengan kombinasi dengan
suatu antasidum (MgO, alumuniumhidroksida, CaCO3atau garam kalsiumnya
(carbasalat, Ascal). Pada dosis besar, faktor lain memegang peranan yakni
hilangnya efek pelindung dari prostasiklin terhadap mukosa lambung. Selain itu
asetosal menimbulkan efek –efek spesifik, seperti reaksi alergi kulit dan
tinnitus (telinga mendengung) pada dosis lebih tinggi. Efek yang lebih serius
adalah kejang-kejang bronki hebat pada pasien asma meski dalam dosis
kecil.
Anak-anak kecil yang menderita cacar air atau flu/
salesma sebaiknya jangan diberikan asetosal melainkan parasetamol, karena
beresiko terhadap syndrom grey yang berbahaya. Syndrom ini bercirikan muntah
hebat, termangu-mangu, gangguan pernafasan.
Wanita hamil tidak dianjurkan menggunakan asetosal dalam
dosis tinggi, terutama pada triwulan terakhir dan sebelum persalinan, karena
lama kehamilan dan persalinan dapat diperpanjang,jugakecenderungan perdarahan
meningkat.Selain itu ada beberapa efek samping yaitu :
1.
Gangguan Saluran Cerna
Selain menimbulkan demam dan nyeri, ternyata prostaglandin berperan melindungi saluran cerna. Senyawa ini dapat menghambat pengeluaran asam lambung dan mengeluarkan cairan (mukus) sehingga mengakibatkan dinding saluran cerna rentan terluka, karena sifat asam lambung yang bisa merusak.
Selain menimbulkan demam dan nyeri, ternyata prostaglandin berperan melindungi saluran cerna. Senyawa ini dapat menghambat pengeluaran asam lambung dan mengeluarkan cairan (mukus) sehingga mengakibatkan dinding saluran cerna rentan terluka, karena sifat asam lambung yang bisa merusak.
2.
Gangguan Hati (hepar)
Obat yang dapat menimbulkan gangguan hepar adalah parasetamol. Untuk
penderita gangguan hati disarankan mengganti dengan obat lain
3.
Gangguan Ginjal
Hambatan pembentukan prostaglandin juga bisa berdampak pada ginjal. Karena
prostaglandin berperan homestasis di ginjal. Jika pembentukan terganggu,
terjadi gangguan homeostasis.
4. Reaksi Alergi
Penggunaan obat aspirin dapat menimbulkan raksi alergi. Reaksi dapat berupa
rinitis vasomotor, asma bronkial hingga mengakibatkan syok.
I. Mekanisme kerja Antipiretik
Suhu badan diatur oleh keseimbangan antara produksi dan
hilangnya panas. Alat pengatur suhu tubuh berada di hipotalamus ada bukti bahwa
peningkatan suhu tubuh pada keadaan patologik diawali penglepasan suatu zat
pirogen, endogen atau sitokin yang memacu penglepasan PG yang berlebihan di
daerah preoptik hepotalamus. Demam yang timbul akibat pemberian PG gtidak
dipengaruhi demikian pula peningkatan suhu oleh sebab lain misalnya latihan
fisik. Pada keadaan demam keseimbangan terganggu tetapi dapat di kembalikan ke
normal oleh obat mirip aspirin atau obat antipiretik.
1.
Paracetamol
a.
Pada dosis
tinggi dapat memperkuat efek antikoagulansia (darahnya
encer), dan pada dosis biasa tidak
interaktif.
b.
Paracetamol
dapat menyebabkan masa paruh kloramfenikol menjadi sangat panjang.
c.
Kombinasi
dengan obat AIDS zidovudin meningkatkan akan resiko neutropenia
(kesemutan)
2.
Asetosal
a.
Asetosal
memperkuat daya kerja antikoagulan, antideabetik oral, dan metotreksat.
b.
Asetosal
menyebabkan efek obat encok probensial dan sulfinpirazon berkurang, begitupula
diuretik furosemid dan spironolakton
c.
Sedangkan kerja
analgetik asetosal diperkuat oleh kodein dan d-propoksifen.
d.
Alkohol
menyebabkan peningkatan resiko perdarahan lambung-usus, karena efek
3.
Alkohol
menyebabkan peningkatan resiko perdarahan lambung-usus, karena efek.
J.
Obat yang memiliki efek Antipiretik
1.
Paracetamol :
Panadol, Tylenol, Tempra, Nipe
Paracetamol merupakan derivat-asetanilida, adalah metabolit dari fenasetin, yang dahulu banyak digunakan sebagai analgetik, tetapi pada tahun 1978 telah ditarik dari peredaran karena efek sampingnya (nefrotoksisitas dan karsinogen).
Khasiat paracetamol antara lain sebagai analgetik (nyeri ringan sampai sedang) dan antipiretik tetapi tidak anti radang. Dewasa ini pada umumnya dianggap sebagai zat anti nyeri yang paling aman, juga untuk swamedikasi (pengobatan mandiri).
Efek samping jarang terjadi antara lain reaksi (alergi) hipersensitivitas dan kelainan darah (menggumpal). Pada penggunaan kronis dari 3-4 gram sehari dapat terjadi kerusakan hati, pada dosis 6 gram mengakibatkan necrosis hati yang tidak reversibel.
Wanita hamil dapat menggunakan parasetamol dengan aman.(hepatotoksik (membebani hati) pada orng penyakit hati lebih baik dihindari.
Paracetamol merupakan derivat-asetanilida, adalah metabolit dari fenasetin, yang dahulu banyak digunakan sebagai analgetik, tetapi pada tahun 1978 telah ditarik dari peredaran karena efek sampingnya (nefrotoksisitas dan karsinogen).
Khasiat paracetamol antara lain sebagai analgetik (nyeri ringan sampai sedang) dan antipiretik tetapi tidak anti radang. Dewasa ini pada umumnya dianggap sebagai zat anti nyeri yang paling aman, juga untuk swamedikasi (pengobatan mandiri).
Efek samping jarang terjadi antara lain reaksi (alergi) hipersensitivitas dan kelainan darah (menggumpal). Pada penggunaan kronis dari 3-4 gram sehari dapat terjadi kerusakan hati, pada dosis 6 gram mengakibatkan necrosis hati yang tidak reversibel.
Wanita hamil dapat menggunakan parasetamol dengan aman.(hepatotoksik (membebani hati) pada orng penyakit hati lebih baik dihindari.
Dosis:
Untuk nyeri dan demam
Untuk nyeri dan demam
a.
Oral 2-3x sehari
0,5-1 gram, maximum 4 gram per hari, pada gangguan kronis maksimum 2,5 gram per
hari, anak-anak 4-6x 10mg/kg BB, yakni rata-rata usia 3-12 bulan 60mg, 1-4
tahun 120-180mg,4-6 th 180mg, 7-12 th 240-360mg, 4-6x sehari.
(sanmo= tablet, panadol= kaplet)
b.
Rectal 20mg/kg
setiap kali, dewasa 4x sehari 0,5-1 gram. Anak-anak usia 3-12 bulan 2-3x 120mg,
1-4 th 2-3x 240mg, 4-6 th 4x 240mg, dan 7-12th 2-3x 0,5 g.
Kontra absolute dan relative
2.
Asam
Asetilsalisilat: Asetosal, Aspirin, Cafenol, Naspro
(mengencerkan darah)
Asetosal adalah obat anti nyeri tertua (1899), yang sampai kini paling banyak digunakan di dunia. Zat ini juga berkhasiat anti demam kuat.
Efek samping yang paling sering terjadi berupa iritasi mukosa lambung dengan resiko tukak lambung dan perdarahan samar. Penyebabnya adalah sifat asam dari asetosal, yang dapat dikurangi dengan kombinasi dengan suatu antasidum (MgO, alumuniumhidroksida, CaCO3atau garam kalsiumnya (carbasalat, Ascal). Pada dosis besar, faktor lain memegang peranan yakni hilangnya efek pelindung dari prostasiklin terhadap mukosa lambung. Selain itu asetosal menimbulkan efek –efek spesifik, seperti reaksi alergi kulit dan tinnitus (telinga mendengung) pada dosis lebih tinggi. Efek yang lebih serius adalah kejang-kejang bronki hebat pada pasien asma meski dalam dosis kecil dapat mengakibatkan serangan.
Anak-anak kecil yang menderita cacar air atau flu/ salesma sebaiknya jangan diberikan asetosal melainkan parasetamol, karena beresiko terhadap syndrom grey yang berbahaya. Syndrom ini bercirikan muntah hebat, termangu-mangu, gangguan pernafasan, konvulsi (kejaang) dan adakalanya koma.
Asetosal adalah obat anti nyeri tertua (1899), yang sampai kini paling banyak digunakan di dunia. Zat ini juga berkhasiat anti demam kuat.
Efek samping yang paling sering terjadi berupa iritasi mukosa lambung dengan resiko tukak lambung dan perdarahan samar. Penyebabnya adalah sifat asam dari asetosal, yang dapat dikurangi dengan kombinasi dengan suatu antasidum (MgO, alumuniumhidroksida, CaCO3atau garam kalsiumnya (carbasalat, Ascal). Pada dosis besar, faktor lain memegang peranan yakni hilangnya efek pelindung dari prostasiklin terhadap mukosa lambung. Selain itu asetosal menimbulkan efek –efek spesifik, seperti reaksi alergi kulit dan tinnitus (telinga mendengung) pada dosis lebih tinggi. Efek yang lebih serius adalah kejang-kejang bronki hebat pada pasien asma meski dalam dosis kecil dapat mengakibatkan serangan.
Anak-anak kecil yang menderita cacar air atau flu/ salesma sebaiknya jangan diberikan asetosal melainkan parasetamol, karena beresiko terhadap syndrom grey yang berbahaya. Syndrom ini bercirikan muntah hebat, termangu-mangu, gangguan pernafasan, konvulsi (kejaang) dan adakalanya koma.
Wanita hamil tidak dianjurkan menggunakan asetosal dalam
dosis tinggi, terutama pada triwulan terakhir dan sebelum persalinan, karena
lama kehamilan dan persalinan dapat diperpanjang, juga kecenderungan perdarahan
meningkat.
Dosis :
Pada nyeri dan demam
Pada nyeri dan demam
a.
Oral dewasa 4x
0,5-1gr setelah makan, maksimum 4g sehari, anak-anak sampai 1th 10mg/kgBB 3-4x
sehari, 1-12th 4-6x, diatas 12th 4x 320-500mg, maksimum 2g per hari
b.
Rectal dewasa
4x 0,5-1gr, anak-anak sampai 2th 2x 20mg/kgBB, diatas 2th 3x 20mg/kgBB.
3.
Ibuprofen : parasetamol, asam asetil salisilat
Bso: 200- 400
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Antipiretik adalah suatu senyawa yang digunakan
untuk menurunkan suhu tubuh.Sebagai antipiretik, obat mirip
aspirin akan menurunkan suhu badan hanya pada keadaan demam. Pada pemberian oral, sebagian salisilat diabsorpsi dengan
cepat dalam bentuk utuh di lambung, tetapi sebagian besar di usus halus bagian atas.
Absorpsi pada pemberian secara rektal,
lebih lambat dan tidak sempurna sehingga cara ini tidak
dianjurkan.Metil-Salisilat juga diabsorpsi dengan cepat melalui kulit utuh,
tetapi penyerapan di lambung lambat dan lama bertahan di lambung, oleh karena
itu bila terjadi keracunan, bilas lambung masih berguna walaupun obat sudah
ditelan lebih dari 4 jam.Bentuk sediaan berupa natrium
Salisilat, Asam Asetil salisilat, Metil Salisilat, danAsam
salisilat.Indikasinya Nyeri akut dan demam bisa di atasi dengan 325 – 500 mg empat kali sehari
dan secara proporsional di kurangi untuk anak-anak. Keadaan tunak (steady
state) dicapai dalam sehari.Kontraindikasinya yaitu Ulkus
lambung yang aktif /perdarahan lambung, insufisiensi hati berat, insufisiensi
ginjal berat, anak-anak<15 tahun, kehamilan/menyusui, dan hipersensitif
terhadap obat tersebut
B. Saran
Sebaiknya
sebagai bidan yang baik sebelum memberikan antipiretik sebagai obat kepada
pasien lebih baik mengenali jenisobat, dosis,indikasi, kontraindikasi serta efek
samping dari obat / antipiretik tersebut sehingga dapat menghindari terjadinya
efek yang lebih buruk atau efek
yang tidak diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA